Ramadhan datang lagi! Alhamdulillaah. Bulan penuh berkah yang selalu ditunggu-tunggu umat Islam sedunia. Gimana nggak, hanya di bulan ini pahala diobral berlipat ganda, doa lebih mudah dikabulkan, dan pintu surga dibuka lebar.
Tapi, jujur aja nih ya, ternyata banyak dari kita yang masih ngeliat Ramadhan sebagai sekadar ritual tahunan. Bangun sahur setengah ngantuk, puasa sambil rebahan, ngabuburit sambil scrolling TikTok, terus buka puasa kayak balas dendam. Abis itu? Yaudah, lanjut begadang atau nonton series sampai sahur. Gitu aja tiap hari sampai malam takbiran.
Eits, kalau gini terus, sayang banget dong Ramadhannya? Padahal, bulan ini bisa jadi ajang upgrade diri buat jadi pribadi yang lebih baik. Bukan cuma soal nahan lapar dan haus, tapi juga nahan diri dari hal-hal yang bikin pahala puasa hangus.
Jadi, gimana caranya biar Ramadhan kita nggak gitu-gitu aja? Let’s go kita bahas!
# Kenali Musuh Utama: Nafsu yang Liar!
Kita semua punya musuh utama yang harus ditaklukkan: hawa nafsu! Nafsu ini bukan cuma soal makanan atau minuman, tapi juga dorongan buat melakukan hal-hal yang kurang manfaat atau bahkan maksiat. Contohnya?
# Nafsu Makan: Lihat makanan dikit langsung kepikiran, buka puasa pengennya segala macam. Balas dendam.
# Nafsu Mager: Tarawih? Aduh, capek. Ngaji? Besok aja deh. Shalat? Nanti-nanti dulu.
# Nafsu Hiburan: Scroll medsos berjam-jam sampai lupa waktu, binge-watching drama Korea, atau mabar sampai sahur.
#Nafsu Emosi: Dikit-dikit emosi, gampang tersinggung, atau malah jadi tukang gibah.
Allah udah ngingetin kita soal pentingnya mengendalikan hawa nafsu dalam Al-Qur’an: “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).” (TQS. An-Nazi’at: 40-41)
Imam Abu Hamid al-Ghazali pernah mengatakan dalam kitab Ihyâ’ ‘Ûlûmiddîn: “Kebahagiaan adalah ketika seseorang mampu menguasai nafsunya. Kesengsaraan adalah saat seseorang dikuasai nafsunya.”
Repotnya, nafsu itu tak mudah dikendalikan. Sepulang dari perang badar, Nabi ﷺ bersabda, “Kalian semua pulang dari sebuah pertempuran kecil dan bakal menghadapi pertempuran yang lebih besar. Lalu ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ, ‘Apakah pertempuran akbar itu, wahai Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘jihad (memerangi) hawa nafsu’.”
Lantas bagaimana caranya mengendalikan hawa nafsu? Rasulullah saw mengingatkan dalam sabdanya, Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (HR al-Hakim, al-Khathib, Ibn Abi ‘Ashim dan al-Hasan bin Sufyan).
Dari hadits ini, kita dapat petunjuk kalo yang bisa menjinakkan hawa nafsu itu adalah keimanan yang ditunjukkan dengan mengikuti syariat. Ini pas banget dengan momen Ramadhan. Suasana bulan suci mendukung kita untuk lebih beriman, banyak beramal sholeh, dan taat syariat. Cocok!
# Hidupkan Ramadhanmu Nafsu Mati Kutu
Cara praktis yang diajarkan Rasulullah saw untuk mengendalikan hawa nafsu itu dengan puasa. Nafsu itu ibarat kayu kering, sementara makanan adalah bahan bakarnya. Api yang menjalar pada kayu itu akan kian berkobar ketika bahan bakar disuplai tanpa batas. Untuk memadamkan api yang berkobar, caranya mudah. Kurangi bahan bakarnya, perlahan api akan mengecil bahkan padam. Seperti itulah yang terjadi saat orang berpuasa.
Sebelum Ramadhan, kita bisa menunaikan puasa sunah untuk mengendalikan nafsu. Mulai dari puasa senin kamis, puasa tengah bulan (ayamul bidh), atau sekalian puasa Daud. Tapi bulan suci ini, bagi kita yang sudah baligh, berpuasa itu wajib. Tentunya jangan cuma puasanya doang yang naik level dari sunnah menjadi wajib. Tapi juga mesti diikuti dengan ibadah lainnya. Coba tantang diri sendiri:
# Bisa nggak shalat selalu di awal waktu?
# Bisa nggak tarawih full sebulan?
# Bisa nggak khatam Qur’an minimal sekali?
Jangan cuma jadikan ibadah sebagai formalitas, tapi benar-benar nikmati. Ingat, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mendirikan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari & Muslim)
Untuk lebih menghidupkan Ramadhan, kita mesti kurangi yang namanya waktu ‘toxic’. Apaan tuh? Waktu luang yang bisa memancing kita untuk beraktifitas yang minim pahala. Ngerasa gak ada hal-hal penting untuk dikerjakan, larinya ke gadget.
Emang sih, hari gini gadget nggak bisa dipisahkan dari tangan eh kehidupan kita. Tapi jangan sampai kita jadi budak teknologi. Coba deh, kurangi alokasi waktu kita untuk:
# Scrolling medsos berlebihan bin gaje yang nggak ada manfaatnya.
# Konten toxic yang bikin hati makin keras (drama, gosip, atau konten negatif).
# Game nonstop sampai lupa ibadah.
Sebaliknya, konversi waktu luang itu dengan yang lebih berkualitas dan berpahala mumpung bulan puasa:
# Dengarkan kajian atau podcast Islami.
# Ikut tantangan one-day-one-juz atau hafalan surat pendek.
# Gunakan medsos untuk menyebarkan konten dakwah
Allah SWT mengingatkan dalam firman-Nya: “Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.” (TQS. Al-‘Asr: 1-3)
Tuh kan, jangan sampai kita termasuk golongan orang yang merugi apalagi di bulan puasa. Buang-buang waktu berharga dan seret dari kegiatan berpahala. Double ruginya!
Makanya, pahami kalo ramadhan itu bukan waktunya jadi anak gabut yang cuma rebahan dan asocial alias nggak peduli sekitar. Justru ini saatnya buat lebih banyak berbagi dan berbuat baik:
# Bagi takjil ke tetangga atau orang yang membutuhkan.
# Bantu kerjaan rumah biar nggak cuma ibu yang repot.
# Jadilah teman yang baik, bukan tukang drama atau biang gosip.
Kalo rangkaian kegiatan positif di atas kita kerjakan selama Ramadhan, insya Allah hawa nafsu bakal mati kutu dibuatnya. Nggak ada waktu untuk memanjakan syahwat yang menyimpang dan nyerempet maksiat. Saatnya jadi versi terbaik dari diri kita sendiri.
Sebagai muslim sejati, jangan sampai menyia-nyiakan Ramadhan yang datangnya setahun sekali. Saatnya bagi kita untuk berbenah diri. (1) Upgrade ibadah biar lebih dekat dengan Allah, (2) Kurangi kebiasaan toxic yang bikin kita rugi, (3) Banyak berbagi dan peduli sama sesama, (4) Stop pacaran selamanya, (5) Jaga lisan dan hati supaya lebih bersih, (5) Kenali Islam lebih dalam. Agar setelah Ramadhan, kita bener-bener menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Nggak pake lama, yuk hidupkan Ramadhanmu dan Jinakkan nafsumu. Gass! []









